healing

Akhir-akhir ini, JBBInsider pasti sering mendengar istilah healing, khususnya di media sosial. Istilah yang tersebut sudah sering sekali digunakan sebagai bahasa gaul di Indonesia. Bisa dibilang healing telah masuk ke deretan istilah kekinian anak muda.

Banyak yang menganggap “healing” adalah jalan-jalan atau liburan. Misalnya, seseorang yang menggambarkan arti healing sebagai sebuah ungkapan bepergian ke tempat wisata.

“Eh kita healing ke Bali yuk!”
“Melepas stress, kita healing ke Bandung yuk!”

Sebenarnya, healing memang bermacam-macam, ada yang healing dengan makan enak, healing dengan menoton film, dan sebagainya, sehingga healing bukan berarti jalan-jalan atau liburan saja, ya!

Tapi, sebenarnya arti kata “healing” itu apa, sih? Yuk simak penjelasan berikut supaya nggak salah kaprah!

Arti Kata Healing

Self-healing adalah sebuah proses untuk menyembuhkan diri dari luka batin. Metode ini dilakukan saat seseorang menyimpan luka batin yang mengganggu emosinya. Tidak hanya fungsi organ tubuh yang bisa menyembuhkan diri, namun juga dari perspektif fisik, fisiologis, dan spiritual.

Sebagian besar orang pasti pernah mengalami capek secara emosional. Seperti sedih karena kepergian orang dicintai, cemas terhadap masa depan, gagal meraih sesuatu, marah pada kesalahan diri sendiri, dan sebagainya. Lalu, apa sih yang seharusnya dilakukan? Siapa yang dapat menyembuhkan luka itu? Yap, diri kamu sendiri!

Dilansir dari PijarPsikologi, ada beberapa cara agar kamu dapat memulihkan diri kamu!

1. Me time

Arti me time adalah sebuah upaya dalam menghabiskan waktu singkat untuk diri sendiri. Saat seseorang terlalu sibuk memikirkan orang lain, terkadang kamu lupa memikirkan diri sendiri. Meluangkan waktu untuk diri sendiri benar-benar akan membuat kita merasa lebih bermakna. Kamu dapat melakukannya dalam berbagai cara, biasanya sesuai kebutuhan dan hobi masing-masing orang.

Hal ini bahkan dapat dicapai dengan aktivitas yang sederhana, seperti mandi, membaca buku, membersihkan kamar, menata rambut dan penampilan, serta berbagai aktivitas rumah lainnya.

2. Berdialog dengan diri sendiri

Berdialog dengan diri sendiri disebut juga self-talk. Self-talk memiliki pengaruh yang kuat bagi diri kita, lho! Bicaralah pada diri sendiri tentang apa yang sebenarnya diinginkan. Jujur pada diri sendiri lebih baik ketimbang melampiaskan segala perasaan buruk kita pada sesuatu.

Self-talk yang positif akan membantu menciptakan hubungan sehat dengan orang lain dan memungkinkan untuk mengembangkan potensi diri. Saatnya mulai memahami diri sendiri untuk bisa bersyukur atas apa yang hidup ini berikan, ya!

3. Berdamai dengan keadaan

Denail dengan keadaan tidak akan membuatmu bisa melewati semua. Mengingat kembali peristiwa-peristiwa buruk yang masih membekas di hati memang sulit dilakukan.

Namun, apakah dengan menyalahkan keadaan atas atas semua peristiwa buruk itu bisa dibenarkan? Apakah dengan mengutuk keadaan bisa membuat batin kita tenang? Tidak. Jika memang kamu merasa ini berat, menangislah. Tidak perlu memaksa diri untuk baik-baik saja, ya. Berdamailah dengan keadaan, karena hal itulah cara terbaik untuk bertahan.

4. Mindfullness

Mindfulness adalah cara untuk memusatkan perhatian terhadap apa yang terjadi dengan sadar tanpa adanya penilaian. Metode ini dapat menenangkan pikiran dan membuat hidup menjadi lebih baik. Memaknai setiap peristiwa dan kejadian yang pernah kita alami dengan lebih sehat. Mindfulness dapat meningkatkan self-compassion dan kebermaknaan hidup.

Mindfulness bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan melakukan aktifitas fisik. Bersepeda, mengangkat beban, dan treadmill dapat melatih mindfulness, lho!

Apa pun aktivitas fisiknya, kamu diharuskan untuk bergerak dan bernapas dengan cara yang tidak hanya membuat darah mengalir dengan lancar dan menguatkan setiap sel di tubuh, tetapi juga menyinkronkan tubuh, pikiran, serta sistem saraf.

5. Meningkatkan self-compassion

Self-compassion dapat dikatakan sebagai cara kita untuk bisa memahami, mengasihi, memberikan kebaikan dan menerima diri. Self-compassion membutuhkan kesadaran diri bahwa semua manusia pada dasarnya memiliki kekurangan dan permasalahannya masing-masing. Maka, sudah sepantasnya kita menerima apa yang ada dalam diri dan segala hal yang terjadi. Sebab, semua orang layak untuk mendapatkan belas kasih baik dari orang lain terutama dari diri sendiri.