ketindihan

JBBInsider pasti ada yang pernah merasakan ketindihan,kan? Banyak orang menganggap ketindihan atau “rep-repan” saat bangun tidur disebabkan oleh makhluk halus. JBBInsider tahu nggak, sih, sebenarnya ketindihan digambarkan dengan kondisi tubuh kaku tidak dapat bergerak namun tubuh dan pikiran menyadari bahwa kamu sudah bangun tidur.

Dikutip dari Sleepfoundation, orang yang mengalami tindihan sebenarnya tetap sadar. Namun mereka mengalami halusinasi yang mengganggu dan sensasi mati lemas.

Saat ketindihan, biasanya kamu tidak mampu berbicara sama sekali, merasa dadanya ditekan oleh benda yang sangat berat, sulit bernapas, dan berkeringat sangat banyak.

Umumnya ketindihan dapat berlangsung selama beberapa menit. Namun jangan khawatir, ketindihan ini bukanlah sebuah hal yang disebabkan karena makhluk halus, ya. Ketindihan adalah kondisi yang dapat terjadi pada semua orang dan bisa dijelaskan secara medis.

Dalam istilah medis, ketindihan disebut sebagai sleep paralysis, yaitu kondisi tubuh tidak mampu bergerak, yang terjadi tepat setelah tertidur atau bangun.

Penyebab Ketindihan

ketindihan

Penyebab utama dari ketindihan ini pada dasarnya disebabkan karena proses sinkronisasi otak dan tubuh yang sempat terganggu sewaktu tertidur. Biasanya ketindihan terjadi akibat gangguan pola tidur dari orang tersebut. Bisa terjadi apabila orang tersebut terlalu capek, sedang dalam pengaruh obat-obatan, dalam pengaruh mungkin zat-zat tertentu, narkoba, alkohol, atau dalam kesadaran.

Dalam keadaan tidur, terdapat dua fase utama yang terjadi, yaitu fase rapid eye movement (REM) dan non-rapid eye movement (NREM). Saat tidur, sebagian besar tubuh kamu akan berada di dalam fase NREM.

Pada fase tersebut, tubuh dalam keadaan rileks. Sementara itu pada fase REM, tubuh dalam keadaan rileks tetapi mata bergerak dengan cepat. Pada kondisi peralihan dari fase NREM dan REM, kadang seseorang terbangun dari tidurnya.

Nah, pada saat kamu terbangun dalam kondisi peralihan ini, otaknya masih dalam keadaan tidur, seluruh ototnya juga masih lumpuh karena masih dalam keadaan rileks. Alhasil, kamu akan merasakan gejala ketindihan seperti tersadar dengan kondisi badan tidak bisa bergerak.

Nantinya, beberapa saat setelah mengalami kondisi sleep paralysis, otak dan tubuh akan perlahan akan sinkron kembali sampai benar-benar terbangun dari ketindihan.

Kelumpuhan tidur umumnya bukanlah sesuatu yang berbahaya. Namun gejala yang dialami penderitanya kadang menimbulkan rasa takut dan cemas untuk tertidur lagi.

Bagaimana Mencegah Ketindihan?

mencegah ketindihan

Pada umumnya, tidak ada pengobatan khusus yang diperlukan untuk mengobati atau mencegah ketindihan secara medis, ya. Namun, ada beberapa hal sederhana yang dapat dilakukan untuk dapat mencegah ketindihan dengar cara memperbaiki kualitas tidur yaitu seperti bertikut ini.

  • Usahakan untuk memiliki jadwal tidur yang teratur, termasuk pada hari libur.
  • Tidur dalam kondisi yang nyaman, salah satunya dalam ruangan yang gelap.
  • Hindari bekerja, belajar, dan nonton TV di atas tempat tidur.
  • Hindari mengonsumsi makanan ’berat’ dalam dua jam menjelang tidur.
  • Jika ada depresi atau gangguan cemas, segera berkonsultasi dengan psikiater.
  • Lakukan hal yang bikin badan jadi lebih rileks atau menenangkan menjelang tidur, misalnya mendengarkan alunan musik, meditasi, atau berdoa.