Pasti kalian sudah tidak asing mendengar istilah intermitten fasting, kan? Istilah tersebut memang sedang tren di dunia kesehatan.

Intermittent fasting adalah jenis diet yang disesuaikan pada waktu, dimana orang yang berpuasa memberi jarak panjang antara waktu makan terakhir hingga waktu makan pertama di hari berikutnya. Sehingga mereka hanya boleh makan dalam kurun waktu yang lebih pendek. Misalnya, waktu puasa 16 jam tanpa makanan, lalu boleh makan dalam kurun waktu delapan jam sisanya.

Pada dasarnya berpuasa memang sangat bermanfaat dalam kesehatan. Pola makan kamu mungkin tidak beraturan, dengan menerapkan intermittent fasting, kamu dapat memperbaiki pola makan kamu menjadi lebih sehat.

Namun jika kamu tidak terbiasa, puasa intermiten adalah jenis rencana makan yang memerlukan periode makan dan puasa (di mana kamu hanya dapat mengonsumsi air, kopi, dan teh). Selama periode waktu kamu bisa makan, kamu biasanya bisa makan apa yang kamu suka, itulah sebabnya rencana itu berhasil untuk banyak orang. Ini sederhana, dan kamu dapat mengubah jadwal agar sesuai dengan kebutuhan kamu.

Jenis diet ini diklaim ampuh dalam membantu menurunkan berat badan. Selain itu, jenis diet ini juga diklaim dapat membantu mengurangi resistensi insulin, mencegah penyakit jantung, mencegah kanker, hingga menjaga kesehatan otak.

Bagaimana cara melakukan intermitten fasting?

Sebenarnya melakukan intermitten fasting sama seperti puasa pada umumnya. Kamu cukup tidak makan dalam waktu yang ditentukan. Ada beberapa metode dalam intermitten fasting.

1. The 16/8 method


Metode ini kamu dapat membagi 16 jam waktu berpuasa dan 8 jam waktu mengonsumsi makanan. Contoh: Kamu boleh makan dari jam 1 siang hingga jam 9 malam, kemudian dilanjutkan berpuasa hingga 16 jam ke depan.

2. Eat-Stop-Eat

 

Metode ini kamu tidak mengonsumsi makanan selama 24 jam dalam beberapa hari per minggu. Misalnya, kamu berhenti mengonsumsi makanan dari waktu makan malam hingga makan malam berikutnya, kemudian dilanjutkan dengan setelah satu hari tidak berpuasa. Tidak makan selama 24 jam mungkin terdengar sangat sulit, tapi kamu bisa mencoba metode ini secara bertahap, ya!

3. The 14:10 diet

14:10

Metodie ini mirip dengan metode 16:8, tetapi melibatkan puasa selama 14 jam dan makan selama 10 jam. Metode ini sedikit lebih mudah untuk dilakukan daripada 16:8 karena kamu memiliki jendela makan yang lebih panjang, tetapi mungkin kurang efektif ketika datang ke penurunan berat badan. Mungkin sulit bagi sebagian orang untuk mencapai defisit kalori dengan diet ini.

4. The Warrior Diet

Diet ini sebagian besar makan terjadi di malam hari dengan memakan hanya sebagian kecil dari buah-buahan dan sayuran mentah di siang hari, kemudian satu kali makan besar di malam hari dalam jendela makan 4 jam. Pada metode ini dapat mencapai defisit kalori dan menurunkan berat badan.